Rabu, 25 Desember 2013

Setiap Anak Terlahir Istimewa

Anak merupakan anugerah(1) yang sangat berharga dan(10) setiap anak yang terlahir(2) di dunia(6) ini tidak semua memiliki kesempurnaan(2) fisik maupun(8) mental.(14) Banyak(1) orang tua(4) yang terlalu(2) memaksakan kehendak mereka kepada si anak(7) agar menjadi seperti apa yang mereka inginkan(2), tapi(10) tanpa disadari bahwa anak-anak(3) masih ingin(1) bermain dengan dunianya(5) . Selain makanan,(14) pakaian , buku dan mainan, anak juga sangat membutuhkan(2) belaian kasih sayang(4) dari orang-orang yang ada di sekitar(6) mereka(12). Anak selalu ingin diperhatikan(2) dan merasa sangat sedih(1) bila ditinggalkan. Kedekatan(2) antara orang tua(4) dan anak harus terus ditingkatkan(2) agar orang tua lebih memahami keadaan dan masalah yang dihadapi(2) oleh buah hatinya(9) (12). Setiap orang tua berharap(2) memiliki anak yang sempurna, sehat dan cerdas, namun pada kenyatannya banyak anak-anak yang terlahir dalam keadaan(2) yang serba kekurangan dari segi fisik maupun(8) mental(12). Sebaiknya para orang tua yang memiliki(2) anak dengan kekurangan tertentu lebih(1) berlapang dada karena apabila mereka sedih dan kecewa, anak-anak jauh lebih merasakan semua itu (12). Meski setiap anak(1) yang lahir(1) di dunia ini berbeda satu sama lain,(14) tetapi mereka semua memiliki bakat dan keistimewahan masing-masing(3).
Si(7) buah hati(9) datang membawa dunia mereka masing-masing. Banyak orang tua yang memaksakan kehendak terhadap anak tanpa mereka memikirkan kebahagiaan dari(1) anak itu sendiri. Kebanyakan orang tua memaksa anaknya(5) menjadi(2) seperti apa yang mereka mau atau ada juga orang tua yang memaksakan anaknya(5) menjadi hal yang belum sempat mereka raih pada masa muda mereka, padahal(10) anak-anak memiliki keinginan mereka sendiri. Setiap orang tua berharap memiliki anak emas(9), sehingga anak  selalu dituntut untuk belajar, bersaing dan mendapatkan rangking terbaik di sekolahnya. Padahal mereka merupakan malaikat kecil(1) yang dipaksa(2) bersaing memerangi kawan-kawannya sendiri  dan dari(6) persaingan itu,(14) banyak efek(13) negatif yang mereka terima.  Oran tua seringkali(4) tidak sadar(1) bahwa anak juga memiliki dunia mereka sendiri seperti bermain, bersosialisasi dengan teman dan bereksplorasi untuk mengenal lingkungan serta mengembangkan(2) imajinasi mereka. Mereka bukanlah(8) mesin(13) pemenuh keinginan dan nafsu orang tua.  Anak sering dimarahi(2) apabila mereka memiliki keterlambatan dalam membaca, menulis dan berhitung. Orang tua tidak mau tahu(1) alasan keterlambatan dan masalah apa yang sedang dihadapi oleh anak, namun mereka seringkali bertindak(2) kasar ,ringan tangan(9) dan gelap mata(9) terhadap anak. Berikanlah (8)  anak banyak waktu untuk bermain karena terkadang tanpa disadari mereka belajar pada saat bermain. Saat ini banyak sekali orang tua yang memaksakan pemikiran-pemikirannya(3) terhadap anak. Harus disadari bahwa anak-anak berbeda dengan orang dewasa, lagi pula(10) sesuatu yang dianggap baik oleh orang dewasa belum tentu(1) merupakan hal yang sama terhadap anak. Orang dewasa sering melihat anak dari sudut pandang mereka sendiri, di satu sisi(6) mereka lebih tau, lebih besar dan lebih tua dari anak-anak tapi di sisi lain mereka memposisikan anak-anak sejajar dengan mereka. Anak sering merasa tertekan, depresi(13) dan ketakutan yang berlebihan karena pemaksaan kehendak orang tua.  Sebaiknya orang tua dan keluarga melibatkan anak dalam proses(1) pengambilan keputusan berdasarkan pandangan anak itu sendiri. Hal ini membantu(2) dalam(1) perkembangan mereka dan sekaligus anak- anak akan merasa diri mereka lebih dihargai(2)  dalam keluarga.
Semua anak memiliki bakat(1) khusus yang perlu diperhatikan dan dipelihara sehingga dalam kehidupan mereka selanjutnya menjadi lebih baik. Orang tua
sangat berperan(2) penting dalam membantu anak-anak mereka mengembangkan bakat dan kecerdasan dengan menjalin kerjasama antara orang tua dan anak-anak di rumah(6). Bakat anak-anak harus dikembangkan sedini mungkin sehingga mereka dapat mencapai potensi mereka sepenuhnya. Orang tua tidak harus orang yang berpendidikan tinggi atau memiliki banyak(1) uang, atau bahkan memiliki banyak waktu agar dapat(1) membantu anak-anak mereka belajar dan meningkatkan kemampuan mereka untuk berpikir dan berkomunikasi, karena(10) banyak cara yang bisa dilakukan orang tua melalui pendekatan-pendekatan(3) terhadap anak, menjalin komunikasi yang baik dan selalu bersedia(2) membantu anak dalam kesulitan belajar maupun(8) bergaul. Jangan biarkan anak-anak melewati satu(8b) pun(8) fase dalam hidupnya tanpa dipengaruhi bantuan orang tua. Sejak  lahir, batita(15), balita(15), remaja hingga dewasa anak berhak mendapatkan perhatian 100%(8b) dari orang tuanya. Sesibuk-sibuknya(3) orang tua, bagilah(8) waktu yang dimiliki untuk bersama anak paling tidak dua kali(8b) dalam seminggu mengajak anak jalan-jalan(3) bersama di taman(6) atau berbelanja aksesori(13) yang mereka sukai, menonton TV(15) bersama anak, melakukan kegiatan ibadah bersama anak, makan bersama dll(15). Anak-anak sangat senang bila(1) orang tua mereka memberi(2) semangat seperti dengan cara memeluk atau merangkul mereka, tapi tidak di hadapan teman-teman(3) mereka. Orang tua tetap menjadi orang paling berpengaruh(2) dalam kehidupan anak-anak mereka, sehingga sangat berperan dalam menilai, memotivasi(13), dan memuji keberhasilan akademis anaknya(5). Anak-anak secara alami ingin tahu dan senang belajar tentang hal-hal(3) yang menarik bagi mereka(12). Orang tua mungkin bisa mengarahkan keingintahuan anak-anak  untuk mencapai hal terbaik bagi kebahagiaan dunia mereka. Dari orang tualah(8) anak-anak mendapatkan sumber ilmu(9) pertama mereka.


Daftar Pustaka :
Pusat Bahasa.Kamus Besar Bahasa Indonesia . Gramedia Pustaka Utama .2008.
Dr. Alek & H. Achmad HP. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. 2010.
Wiwien D. Pratisti. Psikologi Anak Usia Dini. Gudang Penerbit.2008.

Keterangan :
1.      Kata dasar
2.      Kata turunan
3.      Bentuk ulang
4.      Gabungan kata
5.      Kata ganti
6.      Kata depan
7.      Si dan Sang
8.      Partikel
8b.  Angka dan Lambang bilangan
9.      Kiasan
10.  Majemuk
12. Majemuk Bertingkat
13. Unsur Serapan
14.  Tanda Baca

15.  Singkatan dan Akronim

FILSAFAT - LE PARI ATAU PERTARUHAN

Le Pari atau pertaruhan merupaka salah satu pokok gagasan dari Blaise Pascal yang termasyur.  Teori Le Pari  lebih dikenal dengan Pascal’s Wager atau Gambit Pascal. Gagasan ini berkaitan dengan ada atau tidaknya Tuhan.  Ada orang-orang-orang skeptik yang kerap kali mencemooh orang-orang Kristen yang percaya bahwa Allah itu ada sementara mereka sendiri tidak dapat membuktikan secara rasional bahwa Allah itu tidak ada. Pascal kemudian membuat sebuah pertaruhan mengenai ada atau tidaknya Allah.
Dalam hal ini Paskal mengambil posisi sebagai orang yang percaya akan adanya Allah. Alasannya, bila ternyata Allah memang ada, orang-orang yang percaya kepada Allah akan menang dan hidup berbahagia bersama Allah yang diimani di sorga kelak. Sementara bila ternyata Allah memang tidak ada dan orang-orang percaya kalah maka mereka tidak akan menderita kerugian apapun. Hidup baik yang telah mereka jalani selama berada di dunia sudah merupakan keutamaan yang membuat kehidupan mereka dan orang lain bahagia.
Pascal mengesankan bahwa penganut agama hanya mengambil yang lebih bijaksana dari antara dua pertaruhan .  jika seorang umat keliru mengenai Tuhan, tidak terlalu banyak kerugian terhadap dirinya atau siapapun lainnya, dan jika ia benar, ia memenangkan kebahagiaan abadi. jika seorang ateis keliru, bagaimanapun, ia ditakdirkan ke neraka. Jika dilihat seperti ini, ateisme tampak seperti gambaran nyata kebodohan yang nekad.

Isi dari pertaruhan atau pemilihan Pascal kurang lebih seperti ini :
            Tuhan bila dilihat dari sisi manusia adalah sesuatu yang tidak bisa dibuktikan keberadaan/ketidakberadaanNya. Karena sifat Tuhan adalah tidak terhingga. Sedangkan manusia itu sendiri dipenuhi keterbatasan.
Walaupun Tuhan itu sendiri tidak bisa dibuktikan, manusia harus memilih dalam ketidakpastiannya apakah percaya Tuhan ada atau tidak. Dalam posisi seperti ini maka Pascal sebagai seorang pakar probabilitas menyarankan bahwa,  Posisi yang paling ideal bagi manusia adalah jika mereka percaya bahwa Tuhan ada.
Alasannya yaitu  Jika Tuhan ternyata tidak ada, dan tidak ada penghakiman kelak, maka pada dasarnya tidak ada kerugian apapun bagi pihak yang percaya Tuhan. Pihak yang tidak percaya Tuhan maupun pihak yang percaya Tuhan berada pada posisi yang sama yaitu tidak mengalami kerugian/keuntungan apapun.
Sementara di sisi lain, jika ternyata Tuhan itu benar ada, maka pihak yang mempercayai Tuhan akan mendapatkan berkat/surga sedangkan pihak yang tidak percaya Tuhan akan mengalami kerugian karena mendapatkan rohani kematian/neraka . Karena itu - posisi yang ideal yang seharusnya dimiliki manusia adalah mempercayai Tuhan.

GAMBIT PASCAL



Beriman -
Jika Tuhan Ada - Untung
Jika Tuhan Tidak ada - Tidak Rugi

Tidak Beriman -
Jika Tuhan Ada - Rugi
Jika Tuhan Tidak Ada - Tidak Untung



Berikut ini beberapa argumentasi dari pihak ateis dalam menghadapi gambit Pascal :
Probabilitas setiap kemenangan dalam gambit Pascal sebenarnya sangat kecil. Teis hanya melihat bahwa Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada. Sekarang tarohlah bahwa Tuhan benar ada, anda harus melihat lagi probabalitasnya apakah Tuhan yang anda percayai adalah Tuhan yang benar.

Daeng Fatah seorang rekan ateis, dalam sebuah postingan di blognya secara “gigih” berhasil mengumpulkan lebih dari 348.001.600 figur atau nama yang dipercayai manusia sebagai Tuhan. Berikut ini beberapa nama yang dipercayai sebagai Tuhan oleh manusia :
1.Aah = tuhan bulan Mesir
2.Abassi = Tuhan Efik (Nigeria)
3.Abgal = Tuhan kebijaksanaan mesopotamia
4.Abuk = Tuhan Dinka (Sudan)
5.Abandinus = tuhan Celtic
6.Abangui = Tuhan Guarani
7.Acan = Tuhan anggur Maya
8.Acantuns = Tuhan maya
9.Acat = Tuhan Tattoo Maya
10.Achelois = Tuhan bulan yunani
11.Achelous = Tuhan sungai yunani , dan masih banyak lagi.
(dari : Ateisme untuk Kemanusiaan – Lebih dari 348.001.600 Tuhan).

Logika ateis : karena Tuhan itu sendiri ada sedemikian banyaknya, lebih dari 340 juta nama Tuhan yang dipercayai manusia Maka andaikata Tuhan itu benar ada, maka probabilitas teis untuk masuk surga/tidak dihukum juga sangat-sangat kecil yaitu cuma 1/340 juta. Karena kemungkinan manusia menyembah Tuhan yang benar hanya 1/340 jutaan.
Argumentasi yang lain : Jika logikanya adalah sekedar bermain aman, maka semestinya umat beragama menyembah Tuhan yang memberikan hukuman yang paling kejam, sekaligus yang memberikan hadiah yang paling banyak. Karena itu lebih menguntungkan. Faktanya Tidak mungkin seseorang mau diajak pindah agama hanya atas dasar ini. Orang yang beragama X tidak mungkin pindah ke agama Y hanya karena alasan Tuhan agama Y lebih kejam.
            Jika Tuhan itu sungguh ada, maka justru sangat mungkin Tuhan memberikan penghargaan kepada ateis yang secara serius dan jujur berusaha mencari kebenaran sejati meskipun mungkin tidak mendapatkannya - ketimbang orang-orang yang secara munafik merasa sudah tahu apa itu kebenaran padahal mereka sebenarnya tidak perduli tentang benar dan salah. Kecuali jika Tuhan ingin agar surga diisi oleh orang-orang yang malas berpikir atau orang-orang yang sekedar senang bermain aman dalam berjudi atau senang berhitung untung rugi dengan Tuhan.
Ide dasar dari Gambit Pascal sebenarnya sederhana, Memiliki Tuhan adalah kebutuhan manusia. Jika manusia tidak memiliki Tuhan maka manusia cenderung akan rugi.
Sisi yang agak kurang enak dalam teori ini, adalah : timbul kesan bahwa konsep agama itu sangat materialistis karena pertimbangannya semata-mata probabilitas untung dan rugi. Karena itu tidak semua pemeluk agama juga sependapat atau setidaknya merasa nyaman memakai argumentasi Pascal ini.

Dengan argumen Le Pari Pascal merintis sebuah pendekatan terhadap agama, bahwa agama tidak dapat didekati dengan hanya menggunakan rasio. Unsur lain yang lebih penting berupa hati, kehendak dan iman.

“SENSASI DAN PERSEPSI”

I.                  PENDAHULUAN
            Dalam keseharian sering kali kita melakukan berbagai macam kegiatan, dan setiap tindakan yang kita lakukan seringkali berlalu begitu saja. Pernahkah kita menerka sesuatu yang akan terjadi, dan pikiran-pikiran kita menghadirkan berbagaimacam ungkapan yang tidak dapat disimpulkan seratus persent tepat. Sebenarnya itulah yang disebut presepsi, yaitu anggapan yang muncul dari masing – masing individu. Bisa saja individu dengan individu yang lain dalam merespon setiap kejadian atau tindakan dengan presepsi yang sama, tetapi jika lebih dalam maka akan berbeda secara strukturnya.
            Persepsi tidak lepas juga dari sensasi yang mana jika dikaitkan dengan kehidupan, individu akan melakukan atau merasakan sesuatu yang dihasilkan dari sebuah kejadian atau tindakan. Seperti senang, sedih, sakit, dan yang lainnya. Hal tersebut lah yang dirasakan sebagai sensasi. Dalam kajian ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sensasi dan presepsi dari sudut pandang psikologi kejiwaan dan psikologi faal (fisiologi).

II.              ISI
A.    PENGERTIAN
Persepsi [perception] merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi [sensation]. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut indera.
Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris [energi fisik dari lingkungan] melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna merah”.
Berbeda dengan sensasi, persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Benda berwarna merah akan memberikan sensasi warna merah, tapi orang tertentu akan merasa bersemangat ketika melihat warna merah itu. Contoh klasik dari fungsi persepsi ini tampak pada gambar berikut ini. Coba perhatikan baik-baik, gambar siapa yang Anda lihat?
 
Dalam contoh gambar pertama, mungkin Anda akan melihat gambar seorang gadis yang sedang memandang ke arah kanan. Pada gambar kedua, mungkin seseorang masih akan melihat seorang gadis seperti pada gambar yang pertama, tapi sebagian orang yang lain akan melihat seorang nenek. Nenek atau gadis yang Anda lihat? Apakah Anda juga bisa melihat yang sebaliknya [dari gadis ke nenek, dan dari nenek ke gadis]? Apakah Anda bisa melihat keduanya pada saat yang bersamaan?
             Contoh klasik ini menggambarkan the power of perception. Gambar ini adalah sebuah stimulus sederhana yang hanya menyangkut satu sensasi yaitu visual, dan cukup untuk menghasilkan persepsi yang berbeda. Bayangkan dalam kehidupan sehari-hari, ada begitu banyak pengalaman perseptual yang sangat mungkin menimbulkan persepsi yang berbeda.

 Apakah Anda melihat gambar lumba-lumba?
Dalam kehidupan sehari-hari, secara sengaja atau tidak, kita akan lebih memperhatikan stimulus tertentu dibandingkan yang lainnya. Artinya, kita menjadikan suatu informasi menjadi figure, dan informasi lainnya menjadi ground. Salah satu fenomena dalam psikologi yang menggambarkan prinsip ini adalah, orang cenderung mendengar apa yang dia ingin dengar, dan melihat apa yang ingin dia lihat.

B.     DASAR-DASAR FISIOLOGIS

1.                  Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari inderapenglihatan.Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2.                  Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3.                  Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4.                  Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori
5.                  Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

C.      KELAINAN FISIOLOGIS

1.        Kelaian buta warna
Kelainan buta warna didefinisikan sebagai sebuah kesulitan seseorang untuk membedakan warna yang sangat berdekatan, misalnya merah dan jingga, atau hijau muda dan kuning. Ternyata semua itu terjadi di dalam otaknya, artinya di pusat penglihatan sel-sel syarafnya tak mampu menginterpretasikan warna itu.

2.        Phobia
Bisa dibilang phobia adalah kasus yang ekstrim, karena seseorang menderita ketakutan (kebanyakan terjadi karena trauma masa lalu) hanya karena hal-hal yang biasa saja, misalnya, takut hewan-hewan atau benda tertentu, takut ketinggian, tempat gelap, lorong panjang, dan sebagainya. Di mana yang menjadi masalah adalah peristiwa itu membuat seseorang menjadi “gila” dalam arti jantung berdebar-debar, berkeringat, menangis atau berteriak-teriak kesakitan atau bisa sesak napas dan kejadian-kejadian “aneh” lainnya. Semua itu terjadi akibat memori masa lalu yang dihadirkan kembali oleh otak penderita karena pikiran si penderita itu sendiri, yang menyebabkan si otak bekerja agar merasakan sensasi―rasa sakit, panas atau apapun―dan memerintahkan organ-organ lain bekerja seakan-akan dalam situasi ‘darurat’ sesungguhnya yang merupakan khayalan (tapi mungkin pernah dialami) si penderita, namun hal itu tetaplah nyata baginya, hingga dapat membahayakan diri si penderita jika dibiarkan.

3.        Kelainan Sinestesia
Bukanlah kelainan yang membahayakan, bahkan mungkin bisa dianggap sebagai anugrah. Kelainan ini didefinisikan berupa tercampurnya persepsi panca indera, para sinesthesiker ibaratnya menangkap persepsi lingkungan lebih luas ketimbang orang normal. Misalnya, nasi putih rasanya kuning, atau sebuah komentar suatu masakan “rasa ayamnya kurang banyak titiknya”, atau angka lima kenyal seperti karet, hari senin warnanya biru. Francis Galton, seorang ilmuwan inggris melakukan penelitian kepada para sinesthesiker lalu menarik kesimpulan, bahwa bentuk sinesthesia yang paling umum adalah mendengar warna. Kesan yang ditimbulkan dari penerapan informasi (dalam otak), diolah dalam spektrum yang kemungkinan yang lebih lebar. Fenomena sinesthesia ini pernah diteliti lebih jauh di sekolah tinggi kedokteran Jerman. Dari penelitian itu, ditemukan kurva gelombang otak yang berbeda secara signifikan dengan kurva gelombang otak manusia normal. Di dalam otak pengidap sinesthesia, informasi dari luar ditafsirkan secara luas dan beraneka ragam, artinya ketika ada informasi dari panca indera―misalnya suara―tidak hanya diterima syaraf pusat pendengaran, tapi mungkin saja diterima juga oleh syaraf-syaraf pusat pengecapan atau peraba atau juga pusat penglihatan yang menginterpretasikan warna dan rasa sehingga orang bisa berkata makanan ini rasanya kuning, atau musik Iwan Fals terdengar lembek hijau, dan sebagainya. Persepsi yang multi dimensional ini, juga berfungsi sebagai acuan memori yang kuat. Contohnya komposer musik klasik terkemuka, Franz Liszt yang mengakui, melihat aneka warna jika ia membuat komposisi musiknya. Ahli fisika pemenang hadiah Nobel, Richard Feynman juga mampu merumuskan hitungan fisika yang sulit. Kuncinya, ternyata ia seorang sinesthesiker yang melihat warna-warni dalam persamaan yang dibuatnya. Yah menurut saya bagian ini sudah cukup sebagai contoh sedikit kehebatan yang bisa diperbuat oleh otak kita.

D.      AKIBAT PSIKOLOGIS
1.        Emosi; akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya [menjadi figure] adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.
2.        Impresi; stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya.
3.        Konteks; walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimana figuredipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam groundyang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.

PENUTUP

            KESIMPULAN

            Proses penginderaan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagia alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembau, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan. Persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang dalam diri individu sendiri. Tetapi sebagian besar stimulus datang dari luar individu yang bersangkutan. Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan aktif dalam persepsi.serta dapat dikemukakan karena perasaan, sedangkan sensasi dapat ditemukan pada waktu proses menagkapnya stimuli.
Sensasi merupakan pendeteksi energy fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh benda-benda fisik, sel-sel tubuh yang melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata, telinga, hidung, kulit dan jaringan tubuh ) proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara, warna, bentuk dan elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat menyentuh dalam arti sesungguhnya dunia nyata. Tapi untuk membuat dunia yang mendera indera kita menjadi sesuatu yang masuk akal.
proses sensasi dan presepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain disebutkan,”sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak”. Meskipun alat untuk menerima stimulus itu serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda. Persepsi dipengaruhi oleh pengetahuan, hipotesis, dan prasangka-prasangka serta sinyal-sinyal sersorik, misalnya: Ilusi.





          DAFTAR PUSTAKA
                Wade, carole dan carol tavris.2004.”psikologi “edisi sembilan jilid 1. Jakarta : erlangga




3 Tahun dari Sekarang

Akan ada saatnya bunga bermekaran menghiasi taman dengan keindahan warna, bentuk serta harumnya yang semerbak Akan ada saatnya anak b...

Popular Posts