Rabu, 25 Desember 2013

“SENSASI DAN PERSEPSI”

I.                  PENDAHULUAN
            Dalam keseharian sering kali kita melakukan berbagai macam kegiatan, dan setiap tindakan yang kita lakukan seringkali berlalu begitu saja. Pernahkah kita menerka sesuatu yang akan terjadi, dan pikiran-pikiran kita menghadirkan berbagaimacam ungkapan yang tidak dapat disimpulkan seratus persent tepat. Sebenarnya itulah yang disebut presepsi, yaitu anggapan yang muncul dari masing – masing individu. Bisa saja individu dengan individu yang lain dalam merespon setiap kejadian atau tindakan dengan presepsi yang sama, tetapi jika lebih dalam maka akan berbeda secara strukturnya.
            Persepsi tidak lepas juga dari sensasi yang mana jika dikaitkan dengan kehidupan, individu akan melakukan atau merasakan sesuatu yang dihasilkan dari sebuah kejadian atau tindakan. Seperti senang, sedih, sakit, dan yang lainnya. Hal tersebut lah yang dirasakan sebagai sensasi. Dalam kajian ini akan dibahas lebih lanjut mengenai sensasi dan presepsi dari sudut pandang psikologi kejiwaan dan psikologi faal (fisiologi).

II.              ISI
A.    PENGERTIAN
Persepsi [perception] merupakan konsep yang sangat penting dalam psikologi, kalau bukan dikatakan yang paling penting. Melalui persepsilah manusia memandang dunianya. Apakah dunia terlihat “berwarna” cerah, pucat, atau hitam, semuanya adalah persepsi manusia yang bersangkutan. Persepsi harus dibedakan dengan sensasi [sensation]. Sensasi meliputi fungsi visual, audio, penciuman dan pengecapan, serta perabaan, keseimbangan dan kendali gerak. Kesemuanya inilah yang sering disebut indera.
Jadi dapat dikatakan bahwa sensasi adalah proses manusia dalam dalam menerima informasi sensoris [energi fisik dari lingkungan] melalui penginderaan dan menerjemahkan informasi tersebut menjadi sinyal-sinyal “neural” yang bermakna. Misalnya, ketika seseorang melihat (menggunakan indera visual, yaitu mata) sebuah benda berwarna merah, maka ada gelombang cahaya dari benda itu yang ditangkap oleh organ mata, lalu diproses dan ditransformasikan menjadi sinyal-sinyal di otak, yang kemudian diinterpretasikan sebagai “warna merah”.
Berbeda dengan sensasi, persepsi merupakan sebuah proses yang aktif dari manusia dalam memilah, mengelompokkan, serta memberikan makna pada informasi yang diterimanya. Benda berwarna merah akan memberikan sensasi warna merah, tapi orang tertentu akan merasa bersemangat ketika melihat warna merah itu. Contoh klasik dari fungsi persepsi ini tampak pada gambar berikut ini. Coba perhatikan baik-baik, gambar siapa yang Anda lihat?
 
Dalam contoh gambar pertama, mungkin Anda akan melihat gambar seorang gadis yang sedang memandang ke arah kanan. Pada gambar kedua, mungkin seseorang masih akan melihat seorang gadis seperti pada gambar yang pertama, tapi sebagian orang yang lain akan melihat seorang nenek. Nenek atau gadis yang Anda lihat? Apakah Anda juga bisa melihat yang sebaliknya [dari gadis ke nenek, dan dari nenek ke gadis]? Apakah Anda bisa melihat keduanya pada saat yang bersamaan?
             Contoh klasik ini menggambarkan the power of perception. Gambar ini adalah sebuah stimulus sederhana yang hanya menyangkut satu sensasi yaitu visual, dan cukup untuk menghasilkan persepsi yang berbeda. Bayangkan dalam kehidupan sehari-hari, ada begitu banyak pengalaman perseptual yang sangat mungkin menimbulkan persepsi yang berbeda.

 Apakah Anda melihat gambar lumba-lumba?
Dalam kehidupan sehari-hari, secara sengaja atau tidak, kita akan lebih memperhatikan stimulus tertentu dibandingkan yang lainnya. Artinya, kita menjadikan suatu informasi menjadi figure, dan informasi lainnya menjadi ground. Salah satu fenomena dalam psikologi yang menggambarkan prinsip ini adalah, orang cenderung mendengar apa yang dia ingin dengar, dan melihat apa yang ingin dia lihat.

B.     DASAR-DASAR FISIOLOGIS

1.                  Persepsi visual
Persepsi visual didapatkan dari inderapenglihatan.Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan memengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.Persepsi visual merupakan topik utama dari bahasan persepsi secara umum, sekaligus persepsi yang biasanya paling sering dibicarakan dalam konteks sehari-hari.
2.                  Persepsi auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
3.                  Persepsi perabaan
Persepsi pengerabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
4.                  Persepsi penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori
5.                  Persepsi pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.

C.      KELAINAN FISIOLOGIS

1.        Kelaian buta warna
Kelainan buta warna didefinisikan sebagai sebuah kesulitan seseorang untuk membedakan warna yang sangat berdekatan, misalnya merah dan jingga, atau hijau muda dan kuning. Ternyata semua itu terjadi di dalam otaknya, artinya di pusat penglihatan sel-sel syarafnya tak mampu menginterpretasikan warna itu.

2.        Phobia
Bisa dibilang phobia adalah kasus yang ekstrim, karena seseorang menderita ketakutan (kebanyakan terjadi karena trauma masa lalu) hanya karena hal-hal yang biasa saja, misalnya, takut hewan-hewan atau benda tertentu, takut ketinggian, tempat gelap, lorong panjang, dan sebagainya. Di mana yang menjadi masalah adalah peristiwa itu membuat seseorang menjadi “gila” dalam arti jantung berdebar-debar, berkeringat, menangis atau berteriak-teriak kesakitan atau bisa sesak napas dan kejadian-kejadian “aneh” lainnya. Semua itu terjadi akibat memori masa lalu yang dihadirkan kembali oleh otak penderita karena pikiran si penderita itu sendiri, yang menyebabkan si otak bekerja agar merasakan sensasi―rasa sakit, panas atau apapun―dan memerintahkan organ-organ lain bekerja seakan-akan dalam situasi ‘darurat’ sesungguhnya yang merupakan khayalan (tapi mungkin pernah dialami) si penderita, namun hal itu tetaplah nyata baginya, hingga dapat membahayakan diri si penderita jika dibiarkan.

3.        Kelainan Sinestesia
Bukanlah kelainan yang membahayakan, bahkan mungkin bisa dianggap sebagai anugrah. Kelainan ini didefinisikan berupa tercampurnya persepsi panca indera, para sinesthesiker ibaratnya menangkap persepsi lingkungan lebih luas ketimbang orang normal. Misalnya, nasi putih rasanya kuning, atau sebuah komentar suatu masakan “rasa ayamnya kurang banyak titiknya”, atau angka lima kenyal seperti karet, hari senin warnanya biru. Francis Galton, seorang ilmuwan inggris melakukan penelitian kepada para sinesthesiker lalu menarik kesimpulan, bahwa bentuk sinesthesia yang paling umum adalah mendengar warna. Kesan yang ditimbulkan dari penerapan informasi (dalam otak), diolah dalam spektrum yang kemungkinan yang lebih lebar. Fenomena sinesthesia ini pernah diteliti lebih jauh di sekolah tinggi kedokteran Jerman. Dari penelitian itu, ditemukan kurva gelombang otak yang berbeda secara signifikan dengan kurva gelombang otak manusia normal. Di dalam otak pengidap sinesthesia, informasi dari luar ditafsirkan secara luas dan beraneka ragam, artinya ketika ada informasi dari panca indera―misalnya suara―tidak hanya diterima syaraf pusat pendengaran, tapi mungkin saja diterima juga oleh syaraf-syaraf pusat pengecapan atau peraba atau juga pusat penglihatan yang menginterpretasikan warna dan rasa sehingga orang bisa berkata makanan ini rasanya kuning, atau musik Iwan Fals terdengar lembek hijau, dan sebagainya. Persepsi yang multi dimensional ini, juga berfungsi sebagai acuan memori yang kuat. Contohnya komposer musik klasik terkemuka, Franz Liszt yang mengakui, melihat aneka warna jika ia membuat komposisi musiknya. Ahli fisika pemenang hadiah Nobel, Richard Feynman juga mampu merumuskan hitungan fisika yang sulit. Kuncinya, ternyata ia seorang sinesthesiker yang melihat warna-warni dalam persamaan yang dibuatnya. Yah menurut saya bagian ini sudah cukup sebagai contoh sedikit kehebatan yang bisa diperbuat oleh otak kita.

D.      AKIBAT PSIKOLOGIS
1.        Emosi; akan mempengaruhi seseorang dalam menerima dan mengolah informasi pada suatu saat, karena sebagian energi dan perhatiannya [menjadi figure] adalah emosinya tersebut. Seseorang yang sedang tertekan karena baru bertengkar dengan pacar dan mengalami kemacetan, mungkin akan mempersepsikan lelucon temannya sebagai penghinaan.
2.        Impresi; stimulus yang salient / menonjol, akan lebih dahulu mempengaruhi persepsi seseorang. Gambar yang besar, warna kontras, atau suara yang kuat dengan pitch tertentu, akan lebih menarik seseorang untuk memperhatikan dan menjadi fokus dari persepsinya. Seseorang yang memperkenalkan diri dengan sopan dan berpenampilan menarik, akan lebih mudah dipersepsikan secara positif, dan persepsi ini akan mempengaruhi bagaimana ia dipandang selanjutnya.
3.        Konteks; walaupun faktor ini disebutkan terakhir, tapi tidak berarti kurang penting, malah mungkin yang paling penting. Konteks bisa secara sosial, budaya atau lingkungan fisik. Konteks memberikan ground yang sangat menentukan bagaimana figuredipandang. Fokus pada figure yang sama, tetapi dalam groundyang berbeda, mungkin akan memberikan makna yang berbeda.

PENUTUP

            KESIMPULAN

            Proses penginderaan berlangsung setiap saat, pada waktu individu menerima stimulus melalui alat indera, yaitu melalui mata sebagia alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengar, hidung sebagai alat pembau, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai alat perabaan. Persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi juga dapat datang dalam diri individu sendiri. Tetapi sebagian besar stimulus datang dari luar individu yang bersangkutan. Karena persepsi merupakan aktivitas yang integrated dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan aktif dalam persepsi.serta dapat dikemukakan karena perasaan, sedangkan sensasi dapat ditemukan pada waktu proses menagkapnya stimuli.
Sensasi merupakan pendeteksi energy fisik yang di hasilkan atau di pantulkan oleh benda-benda fisik, sel-sel tubuh yang melakuakan penderteksi ini, organ inderawi ( mata, telinga, hidung, kulit dan jaringan tubuh ) proses penginderaan menyadarkan kita akan adanya suara, warna, bentuk dan elemen kesadaran yang lain. Tanpa sensasi kita tidak dapat menyentuh dalam arti sesungguhnya dunia nyata. Tapi untuk membuat dunia yang mendera indera kita menjadi sesuatu yang masuk akal.
proses sensasi dan presepsi itu berbeda. Dalam ungkapan lain disebutkan,”sensasi ialah penerimaan stimulus lewat alat indra, sedangkan persepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak”. Meskipun alat untuk menerima stimulus itu serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda. Persepsi dipengaruhi oleh pengetahuan, hipotesis, dan prasangka-prasangka serta sinyal-sinyal sersorik, misalnya: Ilusi.





          DAFTAR PUSTAKA
                Wade, carole dan carol tavris.2004.”psikologi “edisi sembilan jilid 1. Jakarta : erlangga




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3 Tahun dari Sekarang

Akan ada saatnya bunga bermekaran menghiasi taman dengan keindahan warna, bentuk serta harumnya yang semerbak Akan ada saatnya anak b...

Popular Posts