Le Pari atau pertaruhan
merupaka salah satu pokok gagasan dari Blaise Pascal yang termasyur. Teori Le Pari lebih dikenal dengan Pascal’s Wager atau
Gambit Pascal. Gagasan ini berkaitan dengan ada atau tidaknya Tuhan. Ada orang-orang-orang skeptik yang kerap kali
mencemooh orang-orang Kristen yang percaya bahwa Allah itu ada sementara mereka
sendiri tidak dapat membuktikan secara rasional bahwa Allah itu tidak ada.
Pascal kemudian membuat sebuah pertaruhan mengenai ada atau tidaknya Allah.
Dalam
hal ini Paskal mengambil posisi sebagai orang yang percaya akan adanya Allah. Alasannya,
bila ternyata Allah memang ada, orang-orang yang percaya kepada Allah akan
menang dan hidup berbahagia bersama Allah yang diimani di sorga kelak.
Sementara bila ternyata Allah memang tidak ada dan orang-orang percaya kalah
maka mereka tidak akan menderita kerugian apapun. Hidup baik yang telah mereka
jalani selama berada di dunia sudah merupakan keutamaan yang membuat kehidupan
mereka dan orang lain bahagia.
Pascal
mengesankan bahwa penganut agama hanya mengambil yang lebih bijaksana dari
antara dua pertaruhan . jika seorang
umat keliru mengenai Tuhan, tidak terlalu banyak kerugian terhadap dirinya atau
siapapun lainnya, dan jika ia benar, ia memenangkan kebahagiaan abadi. jika
seorang ateis keliru, bagaimanapun, ia ditakdirkan ke neraka. Jika dilihat
seperti ini, ateisme tampak seperti gambaran nyata kebodohan yang nekad.
Isi
dari pertaruhan atau pemilihan Pascal kurang lebih seperti ini :
Tuhan bila dilihat dari sisi manusia adalah sesuatu yang tidak bisa dibuktikan keberadaan/ketidakberadaanNya. Karena sifat Tuhan adalah tidak terhingga. Sedangkan manusia itu sendiri dipenuhi keterbatasan.
Tuhan bila dilihat dari sisi manusia adalah sesuatu yang tidak bisa dibuktikan keberadaan/ketidakberadaanNya. Karena sifat Tuhan adalah tidak terhingga. Sedangkan manusia itu sendiri dipenuhi keterbatasan.
Walaupun
Tuhan itu sendiri tidak bisa dibuktikan, manusia harus memilih dalam
ketidakpastiannya apakah percaya Tuhan ada atau tidak. Dalam posisi seperti ini
maka Pascal sebagai seorang pakar probabilitas menyarankan bahwa, Posisi yang paling ideal bagi manusia adalah
jika mereka percaya bahwa Tuhan ada.
Alasannya yaitu Jika Tuhan ternyata tidak ada, dan tidak ada penghakiman kelak, maka pada dasarnya tidak ada kerugian apapun bagi pihak yang percaya Tuhan. Pihak yang tidak percaya Tuhan maupun pihak yang percaya Tuhan berada pada posisi yang sama yaitu tidak mengalami kerugian/keuntungan apapun.
Sementara di sisi lain, jika ternyata Tuhan itu benar ada, maka pihak yang mempercayai Tuhan akan mendapatkan berkat/surga sedangkan pihak yang tidak percaya Tuhan akan mengalami kerugian karena mendapatkan rohani kematian/neraka . Karena itu - posisi yang ideal yang seharusnya dimiliki manusia adalah mempercayai Tuhan.
GAMBIT PASCAL
Alasannya yaitu Jika Tuhan ternyata tidak ada, dan tidak ada penghakiman kelak, maka pada dasarnya tidak ada kerugian apapun bagi pihak yang percaya Tuhan. Pihak yang tidak percaya Tuhan maupun pihak yang percaya Tuhan berada pada posisi yang sama yaitu tidak mengalami kerugian/keuntungan apapun.
Sementara di sisi lain, jika ternyata Tuhan itu benar ada, maka pihak yang mempercayai Tuhan akan mendapatkan berkat/surga sedangkan pihak yang tidak percaya Tuhan akan mengalami kerugian karena mendapatkan rohani kematian/neraka . Karena itu - posisi yang ideal yang seharusnya dimiliki manusia adalah mempercayai Tuhan.
GAMBIT PASCAL
Beriman -
Jika Tuhan Ada - Untung
Jika Tuhan Tidak ada - Tidak Rugi
Tidak Beriman -
Jika Tuhan Ada - Rugi
Jika Tuhan Tidak Ada - Tidak Untung
Jika Tuhan Ada - Untung
Jika Tuhan Tidak ada - Tidak Rugi
Tidak Beriman -
Jika Tuhan Ada - Rugi
Jika Tuhan Tidak Ada - Tidak Untung
Berikut
ini beberapa argumentasi dari pihak ateis dalam menghadapi gambit Pascal :
Probabilitas setiap kemenangan dalam gambit Pascal sebenarnya sangat kecil. Teis hanya melihat bahwa Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada. Sekarang tarohlah bahwa Tuhan benar ada, anda harus melihat lagi probabalitasnya apakah Tuhan yang anda percayai adalah Tuhan yang benar.
Daeng Fatah seorang rekan ateis, dalam sebuah postingan di blognya secara “gigih” berhasil mengumpulkan lebih dari 348.001.600 figur atau nama yang dipercayai manusia sebagai Tuhan. Berikut ini beberapa nama yang dipercayai sebagai Tuhan oleh manusia :
1.Aah = tuhan bulan Mesir
2.Abassi = Tuhan Efik (Nigeria)
3.Abgal = Tuhan kebijaksanaan mesopotamia
4.Abuk = Tuhan Dinka (Sudan)
5.Abandinus = tuhan Celtic
6.Abangui = Tuhan Guarani
7.Acan = Tuhan anggur Maya
8.Acantuns = Tuhan maya
9.Acat = Tuhan Tattoo Maya
10.Achelois = Tuhan bulan yunani
11.Achelous = Tuhan sungai yunani , dan masih banyak lagi.
(dari : Ateisme untuk Kemanusiaan – Lebih dari 348.001.600 Tuhan).
Logika ateis : karena Tuhan itu sendiri ada sedemikian banyaknya, lebih dari 340 juta nama Tuhan yang dipercayai manusia Maka andaikata Tuhan itu benar ada, maka probabilitas teis untuk masuk surga/tidak dihukum juga sangat-sangat kecil yaitu cuma 1/340 juta. Karena kemungkinan manusia menyembah Tuhan yang benar hanya 1/340 jutaan.
Argumentasi yang lain : Jika logikanya adalah sekedar bermain aman, maka semestinya umat beragama menyembah Tuhan yang memberikan hukuman yang paling kejam, sekaligus yang memberikan hadiah yang paling banyak. Karena itu lebih menguntungkan. Faktanya Tidak mungkin seseorang mau diajak pindah agama hanya atas dasar ini. Orang yang beragama X tidak mungkin pindah ke agama Y hanya karena alasan Tuhan agama Y lebih kejam.
Jika Tuhan itu sungguh ada, maka justru sangat mungkin Tuhan memberikan penghargaan kepada ateis yang secara serius dan jujur berusaha mencari kebenaran sejati meskipun mungkin tidak mendapatkannya - ketimbang orang-orang yang secara munafik merasa sudah tahu apa itu kebenaran padahal mereka sebenarnya tidak perduli tentang benar dan salah. Kecuali jika Tuhan ingin agar surga diisi oleh orang-orang yang malas berpikir atau orang-orang yang sekedar senang bermain aman dalam berjudi atau senang berhitung untung rugi dengan Tuhan.
Probabilitas setiap kemenangan dalam gambit Pascal sebenarnya sangat kecil. Teis hanya melihat bahwa Tuhan itu ada atau Tuhan itu tidak ada. Sekarang tarohlah bahwa Tuhan benar ada, anda harus melihat lagi probabalitasnya apakah Tuhan yang anda percayai adalah Tuhan yang benar.
Daeng Fatah seorang rekan ateis, dalam sebuah postingan di blognya secara “gigih” berhasil mengumpulkan lebih dari 348.001.600 figur atau nama yang dipercayai manusia sebagai Tuhan. Berikut ini beberapa nama yang dipercayai sebagai Tuhan oleh manusia :
1.Aah = tuhan bulan Mesir
2.Abassi = Tuhan Efik (Nigeria)
3.Abgal = Tuhan kebijaksanaan mesopotamia
4.Abuk = Tuhan Dinka (Sudan)
5.Abandinus = tuhan Celtic
6.Abangui = Tuhan Guarani
7.Acan = Tuhan anggur Maya
8.Acantuns = Tuhan maya
9.Acat = Tuhan Tattoo Maya
10.Achelois = Tuhan bulan yunani
11.Achelous = Tuhan sungai yunani , dan masih banyak lagi.
(dari : Ateisme untuk Kemanusiaan – Lebih dari 348.001.600 Tuhan).
Logika ateis : karena Tuhan itu sendiri ada sedemikian banyaknya, lebih dari 340 juta nama Tuhan yang dipercayai manusia Maka andaikata Tuhan itu benar ada, maka probabilitas teis untuk masuk surga/tidak dihukum juga sangat-sangat kecil yaitu cuma 1/340 juta. Karena kemungkinan manusia menyembah Tuhan yang benar hanya 1/340 jutaan.
Argumentasi yang lain : Jika logikanya adalah sekedar bermain aman, maka semestinya umat beragama menyembah Tuhan yang memberikan hukuman yang paling kejam, sekaligus yang memberikan hadiah yang paling banyak. Karena itu lebih menguntungkan. Faktanya Tidak mungkin seseorang mau diajak pindah agama hanya atas dasar ini. Orang yang beragama X tidak mungkin pindah ke agama Y hanya karena alasan Tuhan agama Y lebih kejam.
Jika Tuhan itu sungguh ada, maka justru sangat mungkin Tuhan memberikan penghargaan kepada ateis yang secara serius dan jujur berusaha mencari kebenaran sejati meskipun mungkin tidak mendapatkannya - ketimbang orang-orang yang secara munafik merasa sudah tahu apa itu kebenaran padahal mereka sebenarnya tidak perduli tentang benar dan salah. Kecuali jika Tuhan ingin agar surga diisi oleh orang-orang yang malas berpikir atau orang-orang yang sekedar senang bermain aman dalam berjudi atau senang berhitung untung rugi dengan Tuhan.
Ide
dasar dari Gambit Pascal sebenarnya sederhana, Memiliki Tuhan adalah kebutuhan
manusia. Jika manusia tidak memiliki Tuhan maka manusia cenderung akan rugi.
Sisi
yang agak kurang enak dalam teori ini, adalah : timbul kesan bahwa konsep agama
itu sangat materialistis karena pertimbangannya semata-mata probabilitas untung
dan rugi. Karena itu tidak semua pemeluk agama juga sependapat atau setidaknya
merasa nyaman memakai argumentasi Pascal ini.
Dengan
argumen Le Pari Pascal merintis sebuah pendekatan terhadap agama, bahwa agama
tidak dapat didekati dengan hanya menggunakan rasio. Unsur lain yang lebih
penting berupa hati, kehendak dan iman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar