Minggu, 23 April 2017

Latepost

Ini sesungguhnya adalah hasil pemikiranku yang tertunangkan dalam tulisan dan nampaknya sudah sangat lama bersarang di lapotopku. Saat itu aku masih duduk di bangku SMP saat menuliskan beberapa tulisan dibawah ini. Setelah mmebacanya dan tersenyum mengingat pemikiranku saat itu, aku berniat membaginya kepada kalian semua. Semoga kalian berkenan dan tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. 




CINTA KASIH DI BUMI
Hidup begitu indah bila dibayangkan, namun ada kala kau merasa hidup ini tak adil untuk setiap sesuatu yang kau bandingkan. Seperti diriku yang lemah tanpa kekuatan di balik tubuh yang besar dan kuat ini. Aku mencoba menjalani hidup yang bagaikan musim ini. Berganti setiap waktu namun tak menentu. Aku mengerti akan semua cobaan ini. Aku pahami, semua ini hanya untuk sementara. Namun, yang tak ku lihat kebahagiaan itu abadi. Tentang diriku yang tak berarti ini, yang selalu memahami dan mencoba merasakan apa yang mereka dirasakan, tapi  sayang, tak seorangpun mengerti dan merasakan apa yang aku rasakan. Kadang aku merasa lelah dan menyerah untuk semua cobaan ini. Namun ada sesuatu dalam diri ini yang selalu membangkitkanku. Sesuatu yang selalu bersemayam disetiap jiwa di bumi ini. Walau tak seorangpun dapat mendengar, melihat dan membaca isi hati ini, tapi aku yakin Ia selalu ada menemani dalam setiap hembusan nafasku. Lewat beribu bintang yang menghiasi malamku, lewat senyum rembulan yang begitu menawan, lewat pancaran sinar mentari yang begitu murni dan lewat semua anugerah yang telah Ia berikan.

Aku tak sanggup menyakiti, membuat orang lain merasa tak nyaman ataupun  menjatuhkan air mata karenaku. Namun mengapa aku selalu tersakiti, tersuduti dan diperalat orang lain. Kadang ingin sekali menjadi figur kejam, tega dan tak memiliki perasaan kepada mereka. Tapi  usaha itu gagal ketika ada sesosok orang berperan lemah dan meminta bantuanku. Lalu seketika semua rasa tega, dan tak berprasaan itu akan hilang. Aku tak tahu mengapa itu bisa terjadi, mungkin memang diri ini terlalu lemah untuk berbuat seperti itu. Tetapi sesungguhnya untuk apa kebencian, kekejaman itu dan figur yang aku rencanakan itu?  Ini aku, hidupku, diriku. Aku tak perlu menjadi orang lain. Apapun yang telah aku terima dari orang lain kebahagiaan atau penderitaan yang harus aku ingat adalah seberapa banyak kebaikan yang telah aku perbuat untuk semua yang ada di bumi ini. Itu merupakan tujuan utama aku tercipta dan terlahir ke bumi ini.

“Tuhan dalam gelap aku membutuhkanmu dan dalam terangpun aku tak ingin pergi dariMu. Setiap saat yang telah ku lewati, sungguh tak berarti bila aku tak syukuri akan karunia dan kasihMu. Aku tahu sangat banyak kekurangan dalam hidupku ini, tapi Tuhan terimakasih untuk semua kelebihan yang telah engkau anugerahkan. Untuk hati nurani ini, untuk orangtua yang menyayangiku, untuk rumah yang selalu melindungiku, dan untuk semua malaikat-malaikat yang telah Engkau kirimkan. Terima Kasih Tuhan. Jangan pergi jangan biarkan aku tenggelem dalam dosa. Jangan biarkan aku bermandi akan kebencian dan amarah, berikanlah benih-benih suci untuk menebarkan cinta dan kasih kepada semua mahluk dan alam ini. Ampuni aku Tuhan. Ampuni kami semua Tuhan”.



BUMI MENANGIS
Saat ku buka mata ini ingin ku rasakan percikan sinar matahari yang lembut  dan manebarkan kehangatan. Mencium aroma pagi dengan tetesan bau embun,  juga mendengar nyanyian merdu para burung-burung yang terdengar indah dan memberi semangat di awal aktivitasku.

Namun kini semua itu hanya khayalan belaka karna mana mungki di zaman seperti ini aku temui tempat indah dan menyenakan seperti itu, yang ada hanyalah gumpalan udara kotor akibat polusi udara yang membuat dada ini sesak dan terasa sakit. Belum lagi asap pembakaran barang bekas dan pecemaran limbah dari pabrik, membuat kesehatan dan keindahan semakin jauh meninggalkan kita. Terlebih lagi semaki banyaknya para penghasil oksigen yang dimusnahkan sehingga stok udara bersih di dunia ini hampir habis. Kemudian masih berhubungan dengan pohon, penebangan yang dilakukan kepada pohon-pohon sehingga menambah koleksi tragedi bencana alam di dunia ini dan semakin membuat dunia ini terasa panas seakan berada dalam bola api.

Dunia mungkin sedang merintih, pertiwi mungkin tengah menangis dan semua yang lemah akan selalu ditintas yang kuat serta yang kuat tak segan-segan manindas yang lemah. Kebutuhan akan sesuatu yang akan selalu melukai bumi. Asap kendaraan, asap pabrik, belum lagi asap hutan yang merana kepanasan. Akankah kiamat itu benar-benar akan terjadi ? Lalu apa yang telah ku persiapkan untuk semua ini?



HIDUP                     
     Mengenai hidup ini, yang tak akan pernah diam dalam ketenagan tanpa adanya gelombang yang datang silih berganti. Kadang pasang kadang juga surut. Hidup pun penuh warna. Kadang anugrah datang, namun tak jarang cobaan melanda. Dua hal yang paling penting dalam hidup ini, keluarga dan teman. Apapu yang terjadi, walau bahagia atau derita, asalkan ada antara dua hal tersebut, semuanya akan baik baik saja. Tapi yang paling terpenting hanya satu. yaitu Kebahagian. Kebahagiaan yang selalu di cari di seluruh sudut di bumi ini. Bersama keluarga dan teman, maka lengkaplah kebahagian hidup ini. Namun banyak kesalah pengertian tentang kebahagian itu. Banyak yang memilih bahwa kebahagiaan hanya datang dengan kedatangan uang. Uang dapat membeli segalanya. Tapi ternyata masih banyak hal yang tak dapat di beli oleh uang. Sang waktu yang selalu menjadi saksi bisu setiap kejadian di muka bumi ini. Kematian yang datang tiada terkira tak dapat kita tawar menawar dan tak mungkin kita beli kepada siapa yang membuatnya.

Hidup… sesungguhnya begitu berarti jika dijalani dengan kesadaran yang bermulai dari dalam diri. Dan yang pasti satu hal yang paling penting harus diingat dan dalam setiap kata, perbuatan, pikiran dalam sebuah nama yang begitu agung dan maha esa. Karna apapun itu, saat itu juga akan tiba. Saat di mata ini tertutup dan napas ini terhenti. Serta waktu tak akan mampu menunggu untuk melakukan sesuatu bahkan mengucap kata MAAF atas semua kesalahan walau kepada orang tercinta sekalipun. Dan semuanya terlambat menjadi suatu kesalahan yang tak pernah terhapuskan.

Ingatlah mulai sekarang akan hidup yang kamu jalani sebelum dan sesudah hari ini, kawanku. Karena semua bisa saja sia sia dan yang sesungguhnya berarti jadi tak berarti. Berusahalah akan yang semua yang kamu dapat untuk tidak menyianyiakannya. Apapun itu, dia milikmu untukmu dan darimu. Dan bersyukurlah akan kehadiranya walau sesungguhnya dia sama sekali tak kamu sukai. Terima kasih untuk semua teman yang telah mau menghabiskan waktu untuk membaca ungkapan pikiran ini. God Bless Us.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

3 Tahun dari Sekarang

Akan ada saatnya bunga bermekaran menghiasi taman dengan keindahan warna, bentuk serta harumnya yang semerbak Akan ada saatnya anak b...

Popular Posts