Ini sesungguhnya adalah hasil pemikiranku yang tertunangkan dalam tulisan dan nampaknya sudah sangat lama bersarang di lapotopku. Saat itu aku masih duduk di bangku SMP saat menuliskan beberapa tulisan dibawah ini. Setelah mmebacanya dan tersenyum mengingat pemikiranku saat itu, aku berniat membaginya kepada kalian semua. Semoga kalian berkenan dan tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.
CINTA KASIH DI BUMI
Hidup begitu indah bila
dibayangkan, namun ada kala kau merasa hidup ini tak adil untuk setiap sesuatu
yang kau bandingkan. Seperti diriku yang lemah tanpa kekuatan di balik tubuh
yang besar dan kuat ini. Aku mencoba menjalani hidup yang bagaikan musim ini.
Berganti setiap waktu namun tak menentu. Aku mengerti akan semua cobaan ini.
Aku pahami, semua ini hanya untuk sementara. Namun, yang tak ku lihat kebahagiaan itu abadi. Tentang diriku yang
tak berarti ini, yang selalu memahami dan mencoba merasakan apa yang mereka dirasakan, tapi sayang, tak seorangpun mengerti dan merasakan
apa yang aku rasakan. Kadang aku merasa lelah dan menyerah untuk semua cobaan
ini. Namun ada sesuatu dalam diri ini yang selalu membangkitkanku. Sesuatu yang
selalu bersemayam disetiap jiwa di bumi ini. Walau tak seorangpun dapat
mendengar, melihat dan membaca isi hati ini, tapi aku yakin Ia selalu ada
menemani dalam setiap hembusan nafasku. Lewat beribu bintang yang menghiasi
malamku, lewat senyum rembulan yang begitu menawan, lewat pancaran sinar
mentari yang begitu murni dan lewat semua anugerah yang telah Ia berikan.
Aku tak sanggup
menyakiti, membuat orang lain merasa tak nyaman ataupun menjatuhkan air mata karenaku. Namun
mengapa aku selalu tersakiti, tersuduti dan diperalat orang lain. Kadang
ingin sekali menjadi figur kejam, tega dan tak memiliki perasaan
kepada mereka. Tapi usaha itu gagal ketika ada sesosok
orang berperan lemah dan meminta bantuanku. Lalu seketika semua
rasa tega, dan tak berprasaan itu akan hilang. Aku tak
tahu mengapa itu bisa terjadi, mungkin memang diri ini terlalu lemah
untuk berbuat seperti itu. Tetapi sesungguhnya untuk apa kebencian,
kekejaman itu dan figur yang aku rencanakan itu? Ini aku, hidupku, diriku. Aku tak perlu
menjadi orang lain. Apapun yang telah aku terima dari orang lain kebahagiaan
atau penderitaan yang harus aku ingat adalah seberapa banyak kebaikan yang telah aku perbuat untuk
semua yang ada di bumi ini. Itu merupakan tujuan utama aku tercipta
dan terlahir ke bumi ini.
“Tuhan dalam gelap
aku membutuhkanmu dan dalam terangpun aku tak ingin pergi dariMu. Setiap saat
yang telah ku lewati, sungguh tak berarti bila aku tak syukuri akan karunia dan
kasihMu. Aku tahu sangat banyak kekurangan dalam hidupku ini, tapi Tuhan
terimakasih untuk semua kelebihan yang telah engkau anugerahkan. Untuk
hati nurani ini, untuk orangtua yang menyayangiku, untuk rumah yang selalu
melindungiku, dan untuk semua malaikat-malaikat yang telah Engkau kirimkan. Terima
Kasih Tuhan. Jangan pergi jangan biarkan aku tenggelem dalam dosa. Jangan
biarkan aku bermandi akan kebencian dan amarah, berikanlah benih-benih
suci untuk menebarkan cinta dan kasih kepada semua mahluk dan alam ini. Ampuni
aku Tuhan. Ampuni kami semua Tuhan”.
BUMI MENANGIS
Saat ku buka
mata ini ingin ku rasakan percikan sinar matahari yang lembut dan manebarkan kehangatan. Mencium aroma pagi
dengan tetesan bau embun, juga
mendengar nyanyian merdu para burung-burung yang terdengar indah dan memberi
semangat di awal aktivitasku.
Namun kini semua
itu hanya khayalan belaka karna mana mungki di zaman seperti ini aku temui
tempat indah dan menyenakan seperti itu, yang ada hanyalah gumpalan udara kotor
akibat polusi udara yang membuat dada ini sesak dan terasa sakit. Belum
lagi asap pembakaran barang bekas dan pecemaran limbah dari pabrik, membuat
kesehatan dan keindahan semakin jauh meninggalkan kita. Terlebih lagi semaki
banyaknya para penghasil oksigen yang dimusnahkan
sehingga stok udara bersih di dunia ini hampir habis. Kemudian masih
berhubungan dengan pohon, penebangan yang dilakukan kepada pohon-pohon sehingga
menambah koleksi tragedi bencana alam di dunia ini dan semakin membuat dunia
ini terasa panas seakan berada dalam bola api.
Dunia mungkin
sedang merintih, pertiwi mungkin tengah menangis dan semua yang lemah akan
selalu ditintas yang kuat serta yang kuat tak segan-segan manindas yang lemah.
Kebutuhan akan sesuatu yang akan selalu melukai bumi. Asap kendaraan, asap
pabrik, belum lagi asap hutan yang merana kepanasan. Akankah kiamat itu
benar-benar akan terjadi ? Lalu apa yang telah ku persiapkan untuk semua ini?
HIDUP
Mengenai hidup ini, yang tak akan pernah
diam dalam ketenagan tanpa adanya gelombang yang datang silih berganti. Kadang
pasang kadang juga surut. Hidup pun penuh warna. Kadang anugrah datang, namun
tak jarang cobaan melanda. Dua hal yang paling penting dalam hidup ini,
keluarga dan teman. Apapu yang terjadi, walau bahagia atau derita, asalkan ada
antara dua hal tersebut, semuanya akan baik baik saja. Tapi yang paling
terpenting hanya satu. yaitu Kebahagian. Kebahagiaan yang selalu di cari di
seluruh sudut di bumi ini. Bersama keluarga dan teman, maka lengkaplah
kebahagian hidup ini. Namun banyak kesalah pengertian tentang kebahagian itu.
Banyak yang memilih bahwa kebahagiaan hanya datang dengan kedatangan uang. Uang
dapat membeli segalanya. Tapi ternyata masih banyak hal yang tak dapat di beli
oleh uang. Sang
waktu yang selalu menjadi saksi bisu setiap kejadian di muka bumi ini. Kematian yang datang tiada
terkira tak dapat kita tawar menawar
dan tak mungkin kita beli kepada siapa yang membuatnya.
Hidup… sesungguhnya begitu berarti jika dijalani dengan
kesadaran yang bermulai dari dalam diri. Dan yang pasti satu hal yang paling
penting harus diingat dan dalam setiap kata, perbuatan, pikiran dalam sebuah
nama yang begitu agung dan maha esa. Karna apapun itu, saat itu juga akan tiba.
Saat di mata ini tertutup dan napas ini terhenti. Serta
waktu tak akan mampu menunggu untuk melakukan sesuatu bahkan mengucap kata MAAF
atas semua kesalahan walau kepada orang tercinta sekalipun. Dan semuanya
terlambat menjadi suatu kesalahan yang tak pernah terhapuskan.
Ingatlah mulai sekarang akan hidup yang kamu jalani sebelum dan
sesudah hari ini, kawanku. Karena semua bisa saja sia sia dan yang sesungguhnya
berarti jadi tak berarti. Berusahalah akan yang semua yang kamu dapat untuk
tidak menyianyiakannya. Apapun itu, dia milikmu untukmu dan darimu. Dan
bersyukurlah akan kehadiranya walau sesungguhnya dia sama sekali tak kamu
sukai. Terima kasih untuk semua teman yang telah mau menghabiskan waktu untuk
membaca ungkapan pikiran ini. God Bless Us.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar